Selasa, 14 Juli 2009

Selamat dan Sukses

Selamat dan Sukses
Lomba Mewarnai Kaligrafi
Tingkat TK – SD/MI se-Kabupaten Ponorogo

Lomba Mewarnai Kaligrafi tingkat TK-SD/MI se- Kabupaten Ponorogo yang diselenggarakan oleh Koortan TPQ (Koordinator Kecamatan Kota Taman Pendidikan Qu’ran) dilaksanakan pada Minggu 12 Juli 2009 di Masjid Agung Ponorogo dengan jumlah peserta 150 anak.
Dalam durasi 90 menit, anak anak usia TK dan SD/MI ini mewarnai dan menggambar, berkreasi menuangkan imajinasi mereka dengan sungguh-sungguh dan penuh semangat layaknya seorang seniman professional. Berusaha memberikan yang terbaik, dan pulang ke rumah dengan membawa piala.






Adapun pemenang dalam lomba ini :
A. Kategori TK
NO
NAMA
SEKOLAH
1
Lathifinda R
TK Asyiyah Mangkujayan
2
Kartika Putri H
TPQ Sa’adatud D
3
Chika Putri Maharani
TK Negeri Pembina Ponorogo
4
Dela Nanda L
TK Asyiyah Jenangan
5
Amanda Zulfi Kurnia TS
TK Setono Jenangan
6
M. Hafizh Nashirudin
TPQ Miftahul Huda
7
Delfina Meryl C.
TK Asyiyah Kertosari
8
Dyah Ayu Sekar Arum
TK Negeri Pembina Ponorogo
9
Ikfina Rosyada K
Tidak Tercantum
10
Fahma
Play Group Mayak


Juara 1 dan 3 tingkat TK (untuk juara 2 tidak bias di tampilkan kerana pemenang pulang terlebih dahulu dan tidak ada wakil yang menggantkan. )


No 04 -10 (dari kiri) mendapatkan bingkisan dari sponsor. adapun sebagian dari pemenang tidak dapat hadir dan diwakili oleh keluarga masing-masing.
A. Kategori SD/MI

NO
NAMA
SEKOLAH
1
Adita Putri H
SD Muhammadiyah
2
Citra Conde SA
SDN I Pandat Balong
3
Issabella Putri Sania
SDN Bangunsari 03
4
Nova Rifqi Latini
MI Kepuhsari
5
Insira Davi Atul A
SDN Bangunsari I
6
Avira Candra Windiana
SDN 02 Mangkujayan
7
Wahyuni Ambarukma
SDN 02 Sukosari
8
Guntur Wisnu G
MI Ma’arif Gandu Mlarak
9
Rifdayu Hanatik
SDN I Pakunden
10
M. Iqbal Ziaul Haq
SD Ma’arif Ponorogo



Juara 1,2 dan 3 kategori SD/MI


No 04 -10 (dari kiri) mendapatkan bingkisan dari sponsor
Ada hal menarik bagi saya ketika mendengar sambutan dari Bapak Ky. H Kholid Sumadi dan Bapak Budianto SH. MM selaku wakil dari Bapak Bupati yang tidak dapat hadir, pada kesempatan tersebut Bapak Ky. H Kholid S mengatakan beliau akan mengusahakan untuk menyampaikan masalah pendidikan gratis di Ponorogo yang nyatanya sampai saat ini belum gratis. Sedangkan Bapak Budianto SH akan mengupayakan SPP gratis.
Dari paparan Beliau- Beliau yang pada intinya akan mengusahakan terlaksananya sekolah gratis di Ponorogo yang sebenarnya program tersebut sebenarnya sedah lama di canangkan oleh pemerintah namun nyatanya sampai saat ini belum terealisasi juga, entah apa penyebabnya. Di media-media hampir setiap hari muncul iklan adanya sekolah gratis dimana-mana. Bapaknya supir angkot tapi anaknya bisa jadi pilot, biar bapaknya loper koran tapi anaknya bisa jadi wartawan dengan memanfaatkan adanya program sekolah gratis ini. Rasa senang bercampur tak percaya apakah iklan ini benar atau tidak menyelimuti perasaan masyarakat menengah kebawah ketika pertama kali mendengar dan menyaksikan tayangan program sekolah gratis untuk pendidikan 9 tahun. Namun rasa tak percaya menghilang sirna tergantikan oleh sebuah doa, semoga iklan ini memang benar adanya, dengan demikian harapan untuk menyaksikan anak-anak mereka memakai seragam sekolah merah putih dan biru putih dengan mengenakan topi yang terpasang di kepala dan dasi yang mengikat leher dengan menenteng tas di pundak pagi –pagi penuh semangat mencium tangan orang tua, mengucap assalamu’alakum dengan lantang dan begegas menuju sekolah masing-masing. Namun impian tinggalah impian, sampai saat ini sekolah gratis yang diimpikan belum terlaksana, apa yang dapat di lakukan oleh mereka, hanya bergumam dan bergumam itulah yang dapat mereka lakukan. Mau berteriak-berteriak disangka orang gila, mau bertindak tapi tak punya kekuasan, mau membenarkan tapi mereka tak merasa pintar. Ya, hanya bergumam dan melanjutkan rutinitas mereka setiap hari.

Anak – anak adalah generasi penerus bangsa, di tangan merekalah bagaimana nasib bangsa ini ke depan. Anak lahir ke dunia dalam keadaan tidak berdaya , meskipun sebenarnya sudah membawa sejumlah potensi sebagai bekal untuk kelangsungan hidupnya di masa yang akan datang. Dalam ketidakberdayaannya itulah orang tua diharapkan mampu memberikan pengaruh yang bermakna demi perkembangan selanjutnya. Dalam al – Qur’an keturunan (anak) adalah hal yang paling penting dalam kelanjutan misi kekhalifahan manusia di bumi. Anak-anak yang saleh dan berkualitas merupakan generasi penerus kekhalifahan dan tumpuan masa depan kemakmuran bumi. Pendidikan a nak (Itarbiyah al-aulad) merupakan tanggung jawab dan perhatian semua pihak, terutama orang tua dan para pendidik. Maka dari itu pendidikan haruslah diberikan pada siapapun putra bangsa tanpa membedakan status social. Tri Pusat Pendidikan(Keluarga, Lingkungan dan Sekolah) harus benar-benar di berikan. Anak-anak bagaikan selembar kertas putih yang kosong. Tinggal bagaiman orang tua mampu berkreasi agar kertas kosong tersebut dapat mejadi menarik, bagus dan indah. Anak – anak tidaklah tau apa-apa, mereka hanya meniru dan mendengar apa kata orang dewasa. Oleh karenanya orang dewasa harusnya tau apa yang harus mereka kerjakan jika mereka tau anak-anak adalah generasi penerus bangsa dan metreka para orang dewasa mau memikirkan bagaimana nasib bangsa ini kedepannya. Dengan kata lain bagaimana seorang anak akan menjadi generasi penerus bangsa yang baik dan benar jika mereka tak pernah mengenyam pendidikan di sekolah sama sekali karena status social mereka yang sebenarnya masalah itu dapat teratasi dengan adanya program – program pemerintah yang mendukung hal tersebut. Tidak hanya sampai disini, negara ini mempunyai luas wilayah yang tidak sedikit, karenanya pengawasan harusnya ada terkait dengan program-program yang di canagkan. Agar pemerintah juga tidak mendapatkan nilai minus dari masyarakat hanya gara-gara penyelewengan orang-orang yang tidak atau belum mau menggunakan program yang telah dicanangkan. Suatu bangsa dalam membangun dan mengurus rumah tangganya harus mampu membentuk dan membina suatu tata penghidupan serta kepribadiannya. Usaha ini merupakan suatu usaha yang terus menerus, dari generasi kegenerasi. Untuk menjamin usaha tersebut, perlu setiap generasi dibekali oleh generasi yang terdahulu dengan kehendak, kesediaan, dan kemampuan serta ketrampilan untuk melaksanakan tugas itu.
Berita – berita yang ditayangkan di media-media otomatis membuat semua orang senusantara mengetahuinya, tapi anehnya kenapa masih ada pihak-pihak yang belum melaksanakannya, apakah sebenarnya mereka tau tapi tidak mau tau, benar-benar tidak tau atau tau tapi tidak mau melaksanakannya. Di samping itu juga masyarakat adalah pengawas negara, seharusnya mereka juga mau menjaga atau meperingatkan dan melaporkan bagi pihak-pihak tertentu yang tidak sesuai dengan aturan yang ada. Jangan hanya diam karena baginya terlaksana atau tidaknya pogram tersebut tidak membawa pengaruh apa-apa baginya, hanya menggerutu dan menyalahkan semua. Karena tidak menutup kemungkinan bahwa yang tidak benar adalah beberapa pihak tertentu. Atau hanya pasrah menerima nasib. Sekali lagi anak adalah tumpuan harapan dari kita semua. Pada diri seorang anak terkandung harapan, impian dan gambaran masa depan. Bagaimana kita memperlakukan mereka adalah cermin masa depan yang akan mereka jalani. Oleh karena anak baik secara rohani, jasmani maupun sosial belum memiliki kemampuan untuk berdiri sendiri, maka menjadi kewajiban bagi generasi yang terdahulu untuk menjamin, memelihara, dan mengamankan kepentingan anak itu. Pemeliharaan, jaminan dan pengamanan kepentingan ini selayaknya dilakukan oleh pihak-pihak yang mengasuhnya di bawah pengawasan dan bimbingan Negara, dan bilamana perlu, oleh Negara sendiri. Karena kewajiban inilah, maka yang bertanggungjawab atas asuhan anak wajib pula melindunginya dari gangguan-gangguan yang datang dari luar maupun dari anak itu sendiri.

Hidup Para Tunas Bangsa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar